Kamis, 11 Juni 2015

Taman Oase di Tengah Kota

komunitas baca-baca di taman (doc:edwanov)

Undang-Undang Republik Indonesia No 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang Pasal 29 menyatakan bahwa proporsi ruang terbuka hijau pada wilayah kota paling sedikit 30 persen dari luas wilayah kota dan proporsi ruang terbuka hijau publik paling sedikit 20 persen dari wilayah kota.

Taman-taman kota di Jakarta sangat diperlukan untuk sebagai sumber peresapan air dan juga tempat beraktivitas warganya di waktu luang sebagai ruang terbuka untuk publik. Salah satu taman kota yang terkenal di Jakarta dan paling sering dikunjungi adalah Taman Menteng. Letak taman ini di Jl. HOS Cokroaminoto, Menteng dan merupakan sebuah taman di tengah kota yang memiliki fasilitas berupa gedung parkir, rumah kaca, playground serta lapangan terbuka untuk bermain futsal, basket, joging, dan kegiatan beladiri  yang semuanya hampir beraktifitas dan ramai pada malam hari, karena di saat siang hari taman menteng terasa panas dengan pepohonan yang kurang rindang memayungi dari sinar mentari yang terik.

Awalnya taman seluas lebih dari 2 hektar  ini merupakan sebuah lapangan sepakbola milik Persija. Tetapi lama kelamaan, karena tidak sering dipergunakan, kemudian banyak berdiri bangunan-bangunan tak berizin maupun lapak-lapak kaki lima sehingga lapangan tersebut kehilangan fungsinya dan terlihat sangat tak estetika karena tak terawatt lagi di tengah suasana kota. Akhirnya pada tahun 2007, oleh pemda DKI, lapangan itu kemudian direnovasi hingga menjadi taman yang cantik sebagai ruang publik walau pun pada pendiriannya banyak pro dan kontra. Ada air mancur di beberapa tempat dan jogging track buat mereka yang suka jalan santai dan berlari-lari kecil dan suka berkumpul/kongkow-kongkow, hangout istilah bekenya.

Taman Menteng diresmikan Pemprov DKI Jakarta pada 28 April 2007. Selain menambah ruang terbuka hijau (RTH), pembangunan taman ditujukan sebagai sarana rekreasi publik. Namanya juga taman di tengah kota, taman ini tak pernah sepi dari mereka yang ingin sekedar duduk-duduk atau pun beraktivitas di situ sambil menjalin silaturahmi atau yang berpacaran. Cuma yang agak disayangkan, di  malam hari agak banyak lampu taman yang tidak menyala sehingga sebentar sempat menimbulkan rasa agak kurang nyaman. Tapi buat mereka yang membawa pasangannya, kondisi seperti ini biasanya malah disyukuri oleh sebagian orang yang mau mojok berduaan asoy. Tapi kegelapan selalu saja menjadi tempat empuk para pelaku kriminalitas karena tak terlihat dan cenderung di hindari orang banyak.

Menatap langit yang gelap di taman membuat nyaman. Inilah alternative sebagai tempat menatap langit . Di ruang publik, diskusi sosio-politik berlangsung. Konsep ranah publik Habermas adalah ruang bagi diskusi kritis, terbuka bagi semua orang.  Di ruang publik ini dapat dihimpun kekuatan solidaritas warga masyarakyat untuk melawan mesin-mesin pasar/kapitalis dan mesin-mesin politik yang tak berpihak kepada Rakyat. Ruang publik harus mudah diakses setiap orang. Yeah.. menatap langit malam ini di Taman Menteng.

salam & bahagia

Uu_ ruangmenataplangit





0 komentar:

Posting Komentar