Kamis, 11 Juni 2015

Sepotong Cerita di Depan Rumah Kaca


gambar ilustrasi :firman felani


Apa nama komunitasnya?
Namanya Komunitas Baca-Baca di Taman,
Hahhhhhhhh.........apaannnn...........”sambil mengerutkan dahi”
Komunitas Baca-Baca di Taman?????? Komunitas taman bacaan kaleee???
Bukan Rab, Mas, Pak...........nama komunitasnya Komunitas Baca-Baca di Taman (KBBT)

            Masih inget banget  waktu itu kami bareng-bareng mencari tahu semua tentang ruang publik khususnya ruang terbuka hijau atau taman. Gila gak menurut kalian kelakuan security Taman Menteng waktu itu, padahal udah lumayan lama juga KBBT beraktifitas di taman menteng yang sejarah dulunya bekas stadion menteng tempat team kebanggaan sepakbola Jakarta (tetapi kelakuan the JakManianya enggak patut di banggakan) yaitu PERSIJA berlatih di ubah menjadi ruang terbuka hijau, yang sekarang bernama Taman Menteng tetangganya Taman Kodok. Dari gelar lapak baca di depan dekat air muncrat (seberang sevel) yang sekarang menjadi tempat parkir motor liar sampe pindah kedepan rumah kaca sampe sekarang (kalo enggak salah kurang lebih 6 bulan buka lapak baca di Taman Menteng). Teman dari Bekasi lagi asik main skate di ambil papan skatenya sama security, ya mau enggak mau rebut balik papan nya, eh malah tuh aparat nanya.

Punya izin enggak gelar bacaan dan nongkrong disini......................
Inikan ruang publlik Pak, Bebas digunakan untuk kegiatan positif
Ya tetap aja harus punya izin dulu kalo mau bikin kegiatan disini, biar kita sama-sama enak
Oh ....Begitu ya Pak harus punya ijin dulu

Nah loh buat kegiatan positif ditaman harus ada izin, yaudah mau enggak mau dengan terpaksa tutup lapak bacanya dulu deh.

            Tutup buku, beresin gelaran dan balik kiri bubar jalan, bukan berarti bubar juga semangatnya, cari tahu informasi kesana-ksini tentang ruang publik (apa, kenapa dan mengapa ruang publik di buat) amunisi sudah siap.... maju jalan ....menuju Dinas Pemakaman dan Pertamanan ehhhh ternyata benerkan kegiatan positif dan tidak bersifat komersial enggak perlu izin. Malam minngu besoknya kami gelar lagi bacaan dan membuka buku lagi di Taman Menteng ....jenuh membaca ya berdendang bersama kawan-kawan tentang keadaan dan realitas yang terjadi disekitar, teguran dari aparat kemarin bukannya akhir dari intimidasi (walaupun masih bersifat soft) ya begitulah hidup penuh dengan proses ada yang manis dan ada yang pahit.

            Kegiatan apasih, kok namanya gitu, ih enggak jelas gitu deh.............. banyak jg sih yang mencibir KBBT walaupun umurnya sudah 2 tahun tetapi lebih banyak lagi yang suport kegiatan KBBT . Terimakasih yang sudah suport KBBT lewat donasi buku, menghadiri undangan, mengisi di acara BIR (bincang ringan) dan MIRAS (mikir keras), DLL. Banyak cibiran yang datang ya entah itu mempersoalkan nama, penampilan, kegiatan, jargon-jargon , DLL. Buat kami sih anggap saja cibiran itu angin yang keluar dari belakang dan membuatnya menjadi api dan palu sebagi alat untuk menempa mental kami, ya begitulah subculture lawan dari popculture.
Popculture budaya yang dibuat untuk menghegemoni masyarakat khususnya kaum muda kaum yang sudah pasti bakal meneruskan nasib Bangsa ini, kita dibuat menjadi boneka mainan digunakan untuk kepentingan dari sipembuat popculture itu sendiri, budaya apa saja sih yang menjadi fondasi dari popculture/budaya pop, konsumerisme, hedon, individual, selebriti,dll yang secara sadar ataupun tidak sadar kita semua terbius oleh semua itu dan seakan-akan semua itu lumrah padahal semua itu dibuat.

Kok di buat,,......
Yaiyalah dibuat.....

            Mana ada orang lahir membawa kantong belanjaan (konsumerisme), mana ada orang dilahirkan untuk menjadi penggila dunia gemerlap (hedon) dan mana ada orang yang dilahirkan tanpa bantuan orang lain (individual) dan masih banyak lagi deh contohnya di tengah-tengah masyarakat kita, cari ajeee sendiri deh contohnya. Ya begitulah popculture dibuat untuk kepentingan sekelompok orang hanya untuk meraup atau mendapatkan sesuatu yang disebut dengan keuntungan atau nilai lebih dan subculture lahir untuk mendobrak, melawan dan mengingatkan kita semua adalah manusia dan manusia tidak bisa hidup sendiri, manusia itu mahluk sosial. Terlalu panjang mungkin kalo w terus mengulas apa, kenapa dang mengapa KBBT itu lahir.

Selamat Ulang Tahun KBBT ke 2 Tahun, terus semangat kibarkan budaya tandingan/subculture.

Agoes
tulisan dimuat di KUDETA news letter #2



0 komentar:

Posting Komentar