![]() |
bacadi taman yeaah |
“Jika ingin
menghancurkan sebuah bangsa dan peradaban, hancurkan buku-bukunya; maka
pastilah bangsa itu akan musnah.”
― Milan Kundera
― Milan Kundera
“Memasuki
taman seperti membuka sebuah buku: ada lorong yang terang, pohon-pohon hijau
yang tersusun seperti kalimat-kalimat yang teratur, atau tumbuh-tumbuhan yang
liar terbiar, dan kita terpesona dengan warna-warna bunga, permukaan rata yang
sedikit curam, pasir halus serta batu keras yang berlumut disalut waktu.” ( Baharuddin Zainal, Monolog
Kecil Tahun-Tahun Gelora). Membaca buku di taman sepertinya menyenangkan dan menyegarkan di ruang
terbuka hijau di tengah kota gedung-gedung yang menjulang ke angkasa. Menatap
langit sebuah ritual yang menyegarkan membuka pikiran terbuka dan membuang
energi negatif terbang pergi menjauh di gantikan dengan energi yang positif. “Taman
seharusnya digunakan oleh masyarakat kota metropolitan yang kekurangan ruang
bermain, ruang alternatif. Taman menjadi pilihan bijak untuk di akhir pekan”
taman tempat yang gratis dan menyenangkan.
Baca-baca
di taman hahaha ..gila taman tempat pacaran, tempat senang-senang tapi membaca
adalah sesuatu yang menyenangkan bisa juga pas lagi duduk berduaan di bangku
taman dengan pacar. Atau buat yang lagi pingin sendirian Seperti sebuah lagu Cahaya lampu
kuning tersamar/ Terduduk tenang / di bangku taman/ setelah lelah nikmati
malam/ mata terpejam. “Di Bangku Taman” – Pure Saturday. Kami
(baca-baca di taman) pernah didatangi aparat keamanan karena dicurigai apa yang
kami jajakan, tapi nyatanya ‘kan kami menjajakan buku, bukan benda mencurigakan,
lagi pula buku yang kami jajakan untuk di baca gratis. Pertemuan keempat baru
pindah ke Taman Menteng karena lebih nyaman dan menyenangkan”. “Pertimbangan
lain, di taman banyak pohon sehingga lebih sehat. Ternyata lebih asik membaca
di taman karena bebas polusi dan tidak berisik”apa lagi letak taman menteng
yang agak tersembunyi di pusat kota bagaikan sebuah oase di hutan beton yang
semakin gersang.
Selain tempat untuk pacaran,
rekreasi gratis, berolahraga, kegiatan bertipe relaksasi di taman melahirkan
juga sebuah Komunitas Baca Baca Di Taman yang bergiat mengajak berkumpul dan
membaca di taman dan berdiskusi ringan . “Kami berangkat dari kegelisahan atas aktivitas
membaca yang sudah susah, harga buku semakin tak terjangkau, apalagi belum
ada yang mengadakan kegiatan seperti itu di ruang publik. Juga, Taman Menteng
adalah taman tertutup, tamannya ada di dalam sehingga tidak terlalu bising”,
karena taman adalah ruang publik juga yang bisa di akses siapa pun.
Bawa Buku, Buka dan Baca di Taman, ‘Mau
Pinter, Kenapa Mesti Bayar?’ adalah slogan dari komunitas kami yang berdiri tepat
pada tanggal 1 September 2012 ini. Kami menyediakan buku gratis yang merupakan
buku-buku sumbangan dan koleksi pribadi para penggiat baca-baca di taman.
Jenisnya macam-macam antara lain buku politik, novel, sejarah, sosok yang
inspiratif, komik, sastra, filsafat dari magazine hingga zine. Ada sesi
diskusi bergulir di antara sesama anggota yang biasanya acranya di sebuat BIR (bincang ringan) tapi bolehlah sambil
nge-bir untuk menghangatkan badan karena semakin malam semakin dingin di taman,
ada juga sesi MIRAS biasanya agak lebih di utamakan untuk pembicara tamu yang
mau mengisi diskusi. Oh, iya ada KUDETA juga loh di taman tapi kumpul dengan
teman biasanya setiap awal bulan. Tak tersa berjalan ternyata sudah dua tahun
ini setiap sabtu malam minggu.
Oh, ya sampai ketemu di depan rumah
kaca taman menteng, mampir sejenak untuk bersantai dan membuka beberapa halaman
buku karena ketemu fisik lebih enak dibandingkan lewat alam maya yang semakin
menjadi candu dalam hidup yang mendekatkan yang jauh, menjauhkan yang dekat.
Uu Jakarta . September 2014 katanya ceria
0 komentar:
Posting Komentar