Kamis, 11 Juni 2015

Ehh Baca-Baca di Taman

bacadi taman yeaah

“Jika ingin menghancurkan sebuah bangsa dan peradaban, hancurkan buku-bukunya; maka pastilah bangsa itu akan musnah.”
Milan Kundera

“Memasuki taman seperti membuka sebuah buku: ada lorong yang terang, pohon-pohon hijau yang tersusun seperti kalimat-kalimat yang teratur, atau tumbuh-tumbuhan yang liar terbiar, dan kita terpesona dengan warna-warna bunga, permukaan rata yang sedikit curam, pasir halus serta batu keras yang berlumut disalut waktu.” ( Baharuddin Zainal, Monolog Kecil Tahun-Tahun Gelora). Membaca buku di taman sepertinya menyenangkan dan menyegarkan di ruang terbuka hijau di tengah kota gedung-gedung yang menjulang ke angkasa. Menatap langit sebuah ritual yang menyegarkan membuka pikiran terbuka dan membuang energi negatif terbang pergi menjauh di gantikan  dengan energi yang positif. “Taman seharusnya digunakan oleh masyarakat kota metropolitan yang kekurangan ruang bermain, ruang alternatif. Taman menjadi pilihan bijak untuk di akhir pekan” taman tempat yang gratis dan menyenangkan.

Baca-baca di taman hahaha ..gila taman tempat pacaran, tempat senang-senang tapi membaca adalah sesuatu yang menyenangkan bisa juga pas lagi duduk berduaan di bangku taman dengan pacar. Atau buat yang lagi pingin sendirian Seperti sebuah lagu Cahaya lampu kuning tersamar/ Terduduk tenang / di bangku taman/ setelah lelah nikmati malam/ mata terpejam. “Di Bangku Taman” – Pure Saturday. Kami (baca-baca di taman) pernah didatangi aparat keamanan karena dicurigai apa yang kami jajakan, tapi nyatanya ‘kan kami menjajakan buku, bukan benda mencurigakan, lagi pula buku yang kami jajakan untuk di baca gratis. Pertemuan keempat baru pindah ke Taman Menteng karena lebih nyaman dan menyenangkan”. “Pertimbangan lain, di taman banyak pohon sehingga lebih sehat. Ternyata lebih asik membaca di taman karena bebas polusi dan tidak berisik”apa lagi letak taman menteng yang agak tersembunyi di pusat kota bagaikan sebuah oase di hutan beton yang semakin gersang.

Selain tempat untuk pacaran, rekreasi gratis, berolahraga, kegiatan bertipe relaksasi di taman melahirkan juga sebuah Komunitas Baca Baca Di Taman yang bergiat mengajak berkumpul dan membaca di taman dan berdiskusi ringan . “Kami berangkat dari kegelisahan atas aktivitas membaca yang sudah susah, harga buku semakin tak terjangkau, apalagi belum ada yang mengadakan kegiatan seperti itu di ruang publik. Juga, Taman Menteng adalah taman tertutup, tamannya ada di dalam sehingga tidak terlalu bising”, karena taman adalah ruang publik juga yang bisa di akses siapa pun.

Bawa Buku, Buka dan Baca di Taman, ‘Mau Pinter, Kenapa Mesti Bayar?’ adalah slogan dari komunitas kami yang berdiri tepat pada tanggal 1 September 2012 ini. Kami  menyediakan buku gratis yang merupakan buku-buku sumbangan dan koleksi pribadi para penggiat baca-baca di taman. Jenisnya macam-macam antara lain buku politik, novel, sejarah, sosok yang inspiratif, komik, sastra, filsafat dari magazine hingga zine. Ada sesi diskusi bergulir di antara sesama anggota yang biasanya acranya di sebuat  BIR (bincang ringan) tapi bolehlah sambil nge-bir untuk menghangatkan badan karena semakin malam semakin dingin di taman, ada juga sesi MIRAS biasanya agak lebih di utamakan untuk pembicara tamu yang mau mengisi diskusi. Oh, iya ada KUDETA juga loh di taman tapi kumpul dengan teman biasanya setiap awal bulan. Tak tersa berjalan ternyata sudah dua tahun ini setiap sabtu malam minggu.

Oh, ya sampai ketemu di depan rumah kaca taman menteng, mampir sejenak untuk bersantai dan membuka beberapa halaman buku karena ketemu fisik lebih enak dibandingkan lewat alam maya yang semakin menjadi candu dalam hidup yang mendekatkan yang jauh, menjauhkan yang dekat.

Uu  Jakarta . September 2014 katanya ceria 



0 komentar:

Posting Komentar