Sabtu, 6 September 2015
“Satu-satu daun
berguguran, jatuh ke bumi dimakan usia, tak terdengar tangis, tak terdengar
tawa redalah reda.
Satu-satu tunas
muda bersemi mengisi hidup gantikan yang tua, tak terdengar tangis, tak
terdengar tawa redalah reda”.
Mungkin
untuk penggemar musik sudah enggak asing lagi sama sepotong lirik ini khususnya
untuk para fans/penggemar nya yang tergabung dalam Fals mania dan OI bersatulah
(OI: Orang Indonesia) sudah pasti tahu lagu satu-satu yang diciptakan dan
dinyanyikan oleh Iwan Fals yang menggambarkan sebuah putaran/siklus kehidupan
(kelahiran dan kematian), ngemeng-ngemeng alias ngomong-ngomong soal kelahiran
khususnya kelahiran anak manusia sudah pasti membawa kebahagiaan untuk
keluarganya terutama Ibu dan Bapaknya, sampai saat ini umunya momen kelahiran
selalu dirayakan dengan kegembiraan, pesta besar-besaran kecuali untuk keluarga
yang ekonomi menengah kebawah, jangankan untuk merayakan ultah nyari makan aja
empot-empotan alias susah sampe harus banting tulang, peras keringat, kaki jadi
kepala-kepala jadi kaki, waduh lebay amat sih. Amat saja enggak lebay. Ya… tapi emang begitu keadaanya, tapi ada juga yang mau
merayakanya dengan mengajak lingkungan yang kurang mampu untuk berbagi
kebahagiaan yang sama.
“cekkk....cekkkk....cekkkk”
sambil menggelengkan kepala
“ema berat hidup ini di
Negara Dunia ke-3 (Indonesia), Cuma katanya doank negaranya kaya raya dengan
budaya, tambang, hutan, sawah, kebun, DLL.”
“tapi ....yaaaa semua Cuma
dongeng belaka, buat pengantar lelap si Buyung”
“hummm...hummmm..............huszzzz..huszzzz”
menarik nafas panjang dan menghembuskanya lagi, kapan yaaaa bisa
terealisasi/terlaksanakanya pasal 33 dan sila ke-5 dari Pancasila.
Mulai
dari bundaran HI dengan menggelar beberapa zine buatan Komazine
lalu pindah ke Taman Menteng yang dulu bekas stadion menteng tempat berlatihnya
Tim Persija tim sepakbola kesayangan masyarakat kota Jakarta, enggak terasa
juga sudah 2 tahun KBBT sedikit mengisi kekosongan ruang publik yang sudah
jarang dimanfaatkan dan dihidupkan dengan suatu hal yang positif, karena
image/stereotip yang melekat pada taman. Taman itu tempat mesum, tempat
nonkrong anak muda buat mabok, Khususnya untuk Taman Menteng yang mempunyai
image negatif sedikit-sedikit bergeser mendapatkan image positif karena
beberapa kegiatan positif para komunitas, ada komunitas Parkur, Skate, Basket,
Futsal, Safel, Sepeda, Penggemar Hewan, Buku, DLL.
KBBT
yang berkegiatan Membaca, diskusi, menulis & bermusik walaupun masih
tahapan belajar karena umurnya yang masih belia, perjalanan yang masih diusia
belianya enggak semulus yang diperkirakan orang-orang yang belum mengenal baik
komunitas ini, dari sedikit gesekan dengan kru PH (Produktion House) karena
rebutan lokasi/tempat, sampai aparat keamanan yang tidak suka menanyakan izin
berkegiatan, kenapa dibilang enggak suka kenapa di tanya izin pas udah beberapa
bulan jalanya kegiatan KBBT, mungkin khilaf kalee yaa. Emang bener kata Slamet
yang diperankan Dono di salah satu film Warkop DKI, “Jakarta kota keras, siapa
yang enggak kuat bakal tergilas” yaaaaa kurang lebih begitulah kutipan dari si
Slamet anak juragan tembakau terkaya di kampungnya, yang kemungkinan sebentar lagi
jatuh miskin karena pemerintah mendukung kampaye anti kretek yang merupakan
titipan dari pemodal asing untuk menghancurkan Industri dalam negri khususnya
rokok kretek, yaaa begitulah sistem kapitalisme, kapitalis besar mencaplok
kapitalis kecil untuk mempertahankan hidup si kapitalis besar, udah sperti
hukum rimba aja yang kuat memakan yang lemah emang enggak beradab. Di perayaan
Ultah KBBT ke-2 dengan tema “Menjalin Persatuan dan Mempererat Persaudaraan “
dan enggak lupa dengan slogannya “Mau Pintar Kenapa Harus Bayar”. Banyak dari
kawan-kawan yang hadir dari komunitas maupun individu yang hadir diperayaan
ultah KBBT ke-2 setiap dari masing-masing komunitas dan individu ikut mengisi
acara bisa berupa musik, puisi DLL.
![]() |
akustikan di baca di taman menteng doc.KBBT_uu |
Pembukaanya
diawali dengan dendangan musik dari Jibal dan kawan-kawanya, langsung
dilanjutkan dengan pembacaan puisi dari Agoes salah satu penggiat di KBBT ,
puisi yang dibawakan hasilkarya dari om Heri Latif sastrawan Indonesia yang
tinggal di Belanda yang
aktif di Lembaga Sastra Pembebasan,
tapi yang paling istimewa kedatangan dari kawan-kawan Bizink yang jauh-jauh
dari Tegal mengorbankan waktunya untuk suport ke acara
2 tahun KBBT, Bizink
memeriahkan
![]() |
baca di taman menteng doc.KBBT_agoes |
Taman Menteng yang semakin malam semakin hangat dengan susana kebersamaan dengan mendendangkan beberapa lagu ciptaan mereka sendiri dan enggak mau kalah salah satu anggotanya si Petruk ikut menambah kehangatan dengan pembacaan puisi hasil karyanya sendiri, oh iya Aep anggota dari Formasi (Forum Mahasiswa Isip) ikut berpuisi ria dengan begitu menjiwai puisi yang dibawakanya membuat tamu yang hadir melihat kagum atas penampilan Aep. Termasuk Mbak Tari yang membawakan lagu yang berjudul tegakkan pasal 33 hasil ciptaanya sendiri isinya tentang keadilan untuk rakyat Indonesia dibidang Ekonomi dan Sosial ikut kagum melihat penampilan dari Aep. Tetapi ada sedikit kekecewaan dari anggota KBBT karena salah satu kawan dari Utara (Bgenk) yang selalu setia datang untuk mensuport diacara rutinan di Rumah Kaca enggak bisa hadir di acara 2th KBBT, kalo kata kawan-kawan menteng dia itu Sid Vicious nya KBH (komunitas Bendera Hitam) tapi kekecewaan bisa diobati dengan penampilan dari The Gags band Punk dari KBH yang waktu itu penampilanya diisi sama Mely Puke, Aji, Doyox, dkk sory yang enggak disebut namanya agak lupa. Rutot (Rusak Total) dari Amatir Noise juga enggak mau ketinggalan memeriahkan Taman Menteng, makasih yaaaa om Bejo, dkk jangan kapok yaaaa, yaaaaaaaa tentu ajaa Infus KBBT menambah panas suasana, band yang belum lama dibentuk yang isinya anggota dari KBBT membawakan lagu “Dasarnya Merdeka” karena manusia itu memang dasarnya sudah merdeka.
Ada
sedikit yang lucu dari acara yang sedang berlangsung didepan Rumah Kaca ada
band orkes dari Rawamangun yang sudah hadir tapi pas dipanggil untuk tampil,
mereka konfirmasi kepanitia buat ngebatalin tampil, alasanya peralatan musik
yang dibawa elektrik, memang keterbatasan diacara 2th KBBT itu tidak memakai panggung
& menggunakan peralatan seadanya, karena menurut kami semua tempat itu bisa
dijadikan panggung & tetap bisa berkarya dengan alat seadanya. Marbucek
yang sudah beberapakali hadir diacara rutinan ikut suport di malam itu, melihat
semua penampilan, penampilan Marbucek yang paling gokil tapi penampilan dari
kawan-kawan Sumenep (Tosari) yang paling berkesan, bukan Cuma penampilan dan lagunya yang
berkesan, tapi histori/sejarah antara anggota KBBT dan Kawan-kawan dari Sumenep
aksi bareng dikedutaan besar Rusia menentang pencekalan kebebasan berexpresi
yang dilakukan presiden Rusia Vladimir Putin ditahun 2012 dengan menangkap para
personel Pussy Riot (band punk rock wanita asal Rusia) dengan alasan melecehkan
tempat ibadah dan negara, Menurut Putin aksi Band Pussy Riot yang bernyayi
didalam gereja itu merupakan pelecehan tehadap tempat ibadah dan isi lagunya
dianggap mengganggu stabilitas pemerintahaan Putin, yang isi lagunya merupakan
kritik terhadap pemerintahan Putin.
Ada
dari beberapa tamu yang pertamakali hadir diacara KBBT yang berkegiatan didepan
Rumah Kaca (Ikonnya Taman Menteng) agak sedikit bingung dengan keaneka ragaman
orang-orang yang hadir, emang keanekaragaman Cuma dimiliki flora & fauna
dan Cuma mereka doank yang perlu dilindungi, masyarakat Indonesia yang
bebeda-beda jua harus dipelihara bahkan dibudayakan, coba inget semboyan negara
kita yang digenggam erat kedua kaki sang Garuda (Bhineka Tunggal Ika),
sekarangkan bukan zamannya Suharto yang fasis, selalu menyeragamkan dan bertindak
dengan otoriter untuk kepentingan pemodal Asing. Ada juga yang menganggap KBBT
itu Nasionalis atau mungkin Anarkis atau bahkan Sosialis asal jangan Fasis aja
bisa berabe urusanya hahahahaha..., semua anggapan itu selalu ditanggapi dengan
senyum lebar yang semringah, untuk apa suatu label/ klaim suatu Ideologi kalo
itu Cuma sebagai label/klaim belaka enggak ada pembuktianya, jadilah pelaksana
kata-kata jangan bersenbunyi dibalik kata-kata dan bahkan lebih merdu kentut
ketimbang suara lantang & juga lebih wangi tahi/kotoran dari pada aroma
mulut si suara lantang, karena suara lantangnya Cuma berisi retorika belaka
bahkan mungkin juga lebih indah tulisan/puisi/sastra seseorang yang baru
belajar menulis walaupun isinya Cuma curhat belaka tetapi dia tulus menulisnya
dari hati & pikiranya, dibandingkan penulis terkenal berlabelkan sastrawan
dan mendapatkan penghargaan atas tulisanya, tetapi Cuma untuk meracuni &
mencemarkan pikiran pembacanya. Yang berbau Revolusioner itu yang menjual
kwkwkwkwkwkwkwkwkww... itu mah bukan revolusioner tapi retorika doank… kalau kata Emak lebih
enak ngomong dari pada BAB alias buang air besar & airbah
kaleee banjir donk, kalau ngomong tinggal
mangap aja udah jadi ngomong, kalo BAB harus copot perabotan dulu (celana/rok
& CD), ngeden, sentor, bersih-bersih terus pake lagi deh perabotanya.
Ribetkan apa lagi kalo enggak ada air waduh bisa berabe tuhhh.
Agoes penggiat KBBT
0 komentar:
Posting Komentar